Mengenal Fungsi Stabilizer Kamera Lensa DSLR
Berbicara tentang lensa kamera DSLR, ada beberapa poin yang
harus Anda ketahui, di antaranya adalah kualitas optik, diafragma, AutoFocus,
mount, dan stabilizer. Semua penting termasuk stabilizer kamera yang biasanya
memiliki nama berbeda tergantung merek lensa. Lalu, apa fungsi stabilizer lensa
tersebut? khususnya lensa kamera DSLR?
Stabilizer kamera atau sering disebut Image Stabilizer,
merupakan sebuah teknologi yang diterapkan khusus untuk mengurangi keburaman
gambar dari kamera. Meski lebih dikenal terdapat pada lensa kamera, namun
stabilizer sebenarnya juga digunakan pada peralatan teropong, kamera video dan
teleskop.
Stabilizer tradisional adalah menggunakan tripod atau
penyangga lain karena keburaman foto sering terjadi karena goncangan dari
kamera. Hal ini terjadi karena tangan manusia sebenarnya tidak benar-benar
kokoh dan tenang dalam memegang kamera. Secara umum produsen lensa memberi
bocoran bahwa prinsip kerja fitur stabilizer lensa adalah dengan mengandalkan
sebuah gyrosensor yang sanggup mendeteksi getaran pada kamera. Kemudian mekanik
ini melakukan kompensasi secara mekanik guna meredam getaran itu.
Namun perlu diketahui juga bahwa ada dua versi kompensasi
mekanik diantaranya adalah prinsip lens-shift yang menambahkan elemen
stabilizer pada lensa atau sensor-shift dimana stabilizer dipadukan pada
sensor. Jadi prinsip lens-shitt adalah mekanik dari fungsi stabilizer lensa
secara umum dan banyak dijumpai.
Anda bisa melihat di sisi lensa DSLR yang memang memiliki
fitur stabilizer, akan telrihat tuas berkode VR atau IS atau VC atau OS dan
lain-lain sesuai produk. Itulah tuas stabilizer.
Manfaat Utama
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, stabilizer lensa
berpengaruh pada kualitas foto meski terkadang tidak terlalu siginifikan.
Stabilizer akan sangat dibutuhkan ketika kita memotret menggunakan kecepatan
rana rendah ditambah saat menggunakan panjang fokal maksimal, terutama lensa
tele. Karena pada kondisi begitu tangan sepertinya sangat terlihat
ketidakstabilannya dan berpotensi mengganggu akibat goncangan yang ditimbulkan.
Stabilizer menjadi “mesin” penyelamat foto Anda agar tetap
tajam dalam penggunaan yang wajar. Salah satu kasus sebagai contoh, Anda bisa
tetap stabil menggunakan shutter speed 1/125 pada fokal 100mm. Namun ketika
menggunakan shutter speed 1/60 pada fokal 100mm goncangan akan cukup mengganggu
hasil foto. Nah, jika Anda menggunakan lensa yang memiliki stabilizer, pada
kondisi demikian foto tidak akan begitu mengalami keburaman dengan catatan
objek foto juga tidak bergerak aktif. Secara teoristis, teknologi Stabilizer dianggap mampu menghemat
exposure sebanyak empat stop. Jadi itulah fungsi stabilizer lensa. Sebagai
pengingat pula, Aperture tidak terpengaruh dengan goncangan.
Penamaan Stabilizer
Untuk brand lensa-lensa dan kamera terkenal biasanya menamai
sistem stabilizer dengan nama-nama berbeda. Berikut ini daftarnya
VR (Vibration Reduction) penamaan dari Nikon yang sudah
dirancang sejak 1994.
IS (Image Stabilizer) penamaan dari Canon yang sudah
dirancang sejak 1995
OS (Optical Stabilizer) penamaan dari Sigma (produsen
lensa).
VC (Vibration Compensation) penamaan dari Tamron (produsen
lensa).
SR (Shake Reduction) penamaan dari Pentax
Dan masih banyak penamaan lain sesuai dengan perushaaan
pembuatnya. Namun pada era modern saat ini, beberapa produsen lensa terkenal
melakukan inovasi dengan memberikan fitur stabilizer double. Sebagai contoh VR
II dimana tuas stabilizer dapat diatur off, VR I dan VR II dengan kemampuan
yang lebih baik lagi. Pada lensa Canon ada teknologi terbaru bernama Hybrid IS
yang berfungsi mengatasi goncangan saat melakukan foto makro. Pada Nikon
terdapat mode Active yang bisa dimanfaatkan ketika kita sedang berada di
kendaraan atau sedang berlari.
FAQ tentang Stabilizer
Berikut ini adalah pertanyaan dan jawaban yang sering
dilontarkan tentang stabilizer, diantaranya adalah:
1. Kapan stabilizer mulai bekerja? stabilizer mulai bekerja
saat tombol rana ditekan setengah saat mengunci fokus. Pada saat itulah
stabilizer bekerja dan berusaha meredam goncangan.
2. Apakah stabilizer membuat kita bisa seenaknya menggerakan
tangan? Tidak sepenuhnya demikian karena posisi tubuh dan tangan yang sudah
berada pada diam serta stabil memungkinkan stabilizer akan bekerja lebih
optimal.
3. Bagaimana jika menggunakan shutter speed sangat rendah? Pada
pengaturan kecepatan rana yang rendah membuat kinerja stabilizer kian semakin
berat. Alhasil pada kondisi ini fitur stabilizer menjadi tidak ada gunanya, dan
Anda sangat membutuhkan tripod.
Yang pasti lensa dengan fitur stabilizer memiliki harga yang
lebih mahal dibanding tanpa stabilizer. Bahkan beberapa lensa memiliki harga
yang terpaut sangat jauh. Selain itu juga akan lebih boros baterai karena
stabilizer memiliki mekanik yang dijalankan dengan power baterai. [ALX]
sumber : http://portal.paseban.com/review/148761/stabilizer-kamera
0 comments: